shareurs

share knowledge for the bright future

Resiko TV Dan Kehamilan Dini

baby-cryingPara orang tua perlu menentukan apa yang dilihat anak-anak untuk mencegah akibat yang menyertainya.

Para orang tua perlu menentukan apa yang dilihat anak-anak untuk mencegah akibat yang menyertainya.
“Anda tahu dimana anak Anda berada sore ini?” Pertanyaan yang sering kita dengar belakangan ini tentang orang-tua yang gagal mengawasi dimana anak-anak mereka berada. Tetapi Andaikata Anda orang tua yang rajin dan anak-anak dirumahnya sendiri, seberapa aman mereka menonton TV?

Para ahli psikologi telah memperdebatkan pertanyaan tentang seberapa jauh tayangan seks di TV didepan mata Anda berdampak kurang baik terhadap anak belasan tahun telah berlangsung bertahun-tahun.
Kini, Anita Chandra, seorang ilmuwan tentang  perilaku di the Rand Corporation, menjawab pertanyaan ini. Ia melaporkan dalam the Journal of Pediatrics bahwa jumlah waktu bagi anak belasan tahun menonton acara TV yang menaikkan resiko (terjadinya) kehamilan sebelum usia 20 tahun.

Untuk mencapai kesimpulan ini, Chandra dan koleganya melakukan survei selama tiga tahun terhadap lebih dari 2.000 anak remaja usia antara 12 – 17 tahun. Selama waktu itu, 58 anak perempuan hamil, dan 33 laki-laki mengakui bertanggung jawab atas kehamilan itu.

Para peneliti juga menganalisa kandungan tayangan berisi seks dari 23 TV show dan menghitung seberapa sering anak belasan tahun  disuguhi adegan berciuman, sentuhan dan hubungan seks. Mereka menemukan bahwa anak remaja perempuan yang menghabiskan waktunya  menonton adegan seks, dua kali kemungkinan mengalami kehamilan.

Studi sebelumnya membuktikan anak belasan tahun yang nonton tayangan TV yang sedikit berbau cabul lebih mungkin secara seksual aktif pada usia lebih dini. Tetapi ini studi pertama untuk membuktikan bahwa kandungan seks adalah faktor yang kuat dalam kehamilan usia belasan tahun yang tidak diinginkan itu.

Menurut Chandra, kandungan seks di TV AS telah dua kali lipat pada tahun-tahun belakangan ini, bersamaan waktu dengan tingkat kehamilan anak belasan tahun yang meningkat. Ini mungkin menjelaskan mengapa kehamilan anak Amerika belasan tahun dua kali lipat dibanding negara industri lainnya.

Pengungkapan bahwa Bristol Palin, anak perempuan 17 tahun dari GOP vice-presidential candidate Sarah Palin, yang sedang hamil 5 bulan merupakan berita jujur dari kehamilan anak belasan tahun menjadi perhatian umum. Kehamilan sejumlah siswa di Gloucester High School di Massachusetts juga menjadikan sebuah fokus nasional yang luas dalam pertumbuhan anak.

Baru-baru ini, saya memperoleh pengalaman langsung tentang seberapa banyak pengaruh ‘tayangan celana pendek di TV’ terhadap anak-anak. Dua cucu, 6 dan 8 tahun, sedang mengunjungi kami dan membawa sebuah video TV yang disukai keluarga untuk ditonton setelah makan malam. Awalnya menggambarkan tontonan yang tak berdosa, tetapi kemudian mempertontonkan sebuah pesta remaja.

Gambar terakhirnya memperlihatkan remaja yang sedang mabok bercinta berusaha menarik celana pendek pacarnya. Karena saya mulai belingsatan dan keheranan iblis apa yang akan terjadi berikutnya, ia tiba-tiba disela oleh seorang dewasa yang marah sekali. Saya juga berpikir, “Apa yang sedang terjadi di dalam kepala cucu saya yang baru umur 6 tahun?”

Saya mempunyai dugaan banyak sekali terhadap apa yang sedang terjadi, dan ini hanya terjadi sangat mempercepat berjalannya waktu. Tetapi orang suka atau tidak terhadap apa yang dipertontonkan dalam TV, sangat terlambat untuk memutar balik kebiasaan. Disamping itu, Anda tidak dapat menyalahkan media demi semua kehamilan yang terjadi pada remaja.

Studi yang dilakukan Chandra membuktikan bahwa hanya memiliki satu orang tua meningkatkan perubahan kehamilan remaja diluar perencanaan. Juga ada suatu peningkatan resiko pada ibu rumah tangga Amerika keturunan Afrika dengan anak-anak yang mempunyai masalah kedisiplinan. Saya juga ingin menambahkan kemungkinan (itu akan terjadi) jika orang tua tidak mendiskusikan masalah seks secera pribadi dengan anak-anaknya.

Psikolog David Walsh, presiden the National Institute on Media and the Family, mengatakan studi membuktikan bahwa hanya 19% remaja Amerika dapat berbicara secara terbuka dengan orang dewasa tentang seks. Kini, dengan banyak sekolah yang tidak memberikan pendidikan seks, dan kemudian mereka menonton TV dimana tontonan seks ada, orang bersikap acuh, akibatnya akan jelas.

Dulu saya sering meminta orang tua mengirim anak remajanya kepadaku untuk berdiskusi masalah seks. Tetapi setelah saya melihat cucu perempuanku, saya berpikir mungkin sudah waktunya dokter spesialis anak mengambil peran dalam masalah seks bagi mereka yang menonton ‘tayangan celana pendek di TV’ pada usia 6 tahun.

Jadi, berapa jam anak-anak Anda nonton TV yang ada adegan tidak pantas itu? Mungkin ide yang baik untuk menemui mereka dan mulai bicara dengan mereka tentang kehidupan nyata dan akibat jangka panjang dari kehamilan yang tidak diinginkan.

Dr. Gifford-Jones is a medical journalist with a private medical practice in Toronto.
His Web site is Mydoctor.ca/gifford-jones

April 26, 2009 - Posted by | News

No comments yet.

Leave a comment